Bertahun-tahun ke Warung Ini, Saya Selalu Pesan Ikan Nila Bakar

Untuk perkara makanan, saya memang bukan orang yang suka pilih-pilih. Tapi soal pilihan, saya jarang suka-suka. Jika sudah cocok dengan satu menu di suatu tempat makan, bisa dikata menu itulah yang selalu saya pesan setiap kali bertandang.

Bertahun-tahun ke Warung Ini, Saya Selalu Pesan Ikan Nila Bakar
Menu ikan nila bakar, cah kangkung di Warung Bude Santi Jalan Belimbing Pekanbaru.

Sekitar empat sampai lima tahun terakhir, Warung Bude Santi yang terletak di Jalan Belimbing Pekanbaru menjadi salah satu tempat makan favorit saya. Setiap datang ke sini, menu utama pesanan saya tak berganti. Selalu ikan nila bakar. Sesekali, dilengkapi dengan cah kangkung atau tahu tempe goreng. Rasanya, mengutip Pak Bondan, Maknyoss!

Untuk perkara makanan, saya memang bukan orang yang suka pilih-pilih. Tapi soal pilihan, saya jarang suka-suka. Jika sudah cocok dengan satu menu di suatu tempat makan, bisa dikata menu itulah yang selalu saya pesan setiap kali bertandang. 

Begitupula di Warung Bude Santi. Baru saja masuk di warung sederhana itu, si karyawan biasanya sudah tak bertanya banyak lagi. Tentu ikan nila bakar yang selalu saya pesan. Kalau sudah habis atau stok ikan nila kosong, ya balik kanan. Batal makan di situ. 

Bukan berarti menu lain tak enak. Bisa jadi enak juga. Buktinya, pelanggan lain kerap memesan ayam bakar, lele goreng, ayam goreng dan menu lainnya yang tersedia. Kalau saya lihat-lihat, mereka makan tak kalah lahap dari saya.

Kembali ke ikan nila bakar. Di warung ini, rasa menu yang satu ini memang berbeda dibanding ikan nila bakar di tempat lain yang pernah saya cicipi. Bumbu bakarannya terasa. Kunyit dan rempah-rempah lainnya begitu terasa. Pas di lidah. Ya, tentunya lidah saya he-he.

Tekstur dagingnya cenderung basah. Tidak kering seperti beberapa ikan bakar yang pernah saya coba. Walau demikian, saya tak pernah merasakan ada daging ikan yang mentah. Masaknya sampai ke bagian-bagian dalam daging ikan. Ambil sejumput, masukkan ke mulut, langsung lumer dengan sensasi rasa yang sedap. 

Ditambah lagi sambal ulek terasinya yang pedas nampol. Bikin jidat berkeringat dan bibir bergetar. Dari pertamakali makan di sana sampai sudah berpuluh-puluh kali, rasa sambalnya tak berubah. Hanya di waktu-waktu tertentu, porsi sambalnya berkurang. Mungkin harga cabai sedang mahal.

Soal cah kangkung, saya kasih nilai 8 (skala 1-10). Kangkungnya tidak terlalu lunak dan tak terlalu keras. Pas saat digigit. Porsinya juga banyak. Satu piring bisa untuk 2 sampai 3 orang. Kecuali saya yang suka sayur. Sepiring bisa dihabiskan sendiri. Cah kangkung di sini segar dengan paduan rasa pedas dan asin. Rasa belacannya juga nendang. Ini salah satu menu yang saya rekomendasikan kalau Kamu datang ke Warung Bude Santi.

Untuk tahu dan tempe gorengnya. Rasanya standar saja. Di warung ini, tahu dan tempe digoreng dengan balutan tepung. Jadi bagi Kamu yang sedang mengurangi makan-makanan berbahan tepung, sebaiknya dikasih tahu dulu ketika memesan. 

Terakhir, soal harga di warung ini cukup bersaing. Untuk menu nila bakarnya, bisa dikatakan cukup murah untuk ukuran kota Pekanbaru, yaitu Rp20.000 per porsi. Tapi tenang, ukuran ikan nila di warung ini biasanya besar-besar. Kalau ketika datang ke sini Kamu dapat yang kecil, ya nasibmu lah itu he-he-he.

Seporsi cah kangkung sekitar Rp8.000 dan setengah porsi tempe goreng biasanya dihargai Rp2.000. Bawa uang Rp30.000 rasanya sudah bisa makan puas di warung ini. Mau coba? Datangnya jangan pagi atau siang. Karena warung ini biasanya buka di sore hari sekitar pukul 16.00 WIB (kalau nggak salah).